Apa saja Seni Pertunjukan hasil akulturasi budaya Islam dengan budaya Indonesia yang ada?

Mohammad Atho Mudzhar, Fatwa-Fatwa Majelis Ulama Indonesia: Sebuah studi tentang Pemikiran Hukum Islam di Indonesia, 1975-1988. Jakarta: INIS, 1993.

Azyumardi Azra, Jaringan Ulama Timur Tengah dan Kepulauan Nusantara Abad XVII dan XVIII: Akar Pembaharuan Islam Indonesia. Jakarta: Kencana, 2007.

Samsul Munir Amin, Sejarah Peradaban Islam. Jakarta: Amzah,

Badri Yatim, Sejarah Peradaban Islam. Jakarta: Rajawali Pers,

Azyumardi Azra, Renaisans Islam Asia Tenggara: Sejarah Wacana dan Kekuasaan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,

Musyrifah Sunanto, Sejarah Peradaban Islam Indonesia. Jakarta: Rajawali Pers, 2010.

Mark R. Woodward, Islam Jawa: Kesalehan Normatif Versus

Kebatinan. Yogyakarta: LKiS Yogyakarta, 2012.

http://wisnu.dosen.isi-ska.ac.id/2012/11/06/akulturasi-budaya-

masa-islam-di-indonesia/. Diakses pada 3 Maret 2013.

http://wisnu.dosen.isi-ska.ac.id/2012/11/06/akulturasi-budaya- masa-islam-di-indonesia/. Diakses pada 3 Maret 2013.

http://wisnu.dosen.isi-ska.ac.id/2012/11/06/akulturasi-budaya- masa-islam-di-indonesia/. Diakses pada 3 Maret 2013.

http://wisnu.dosen.isi-ska.ac.id/2012/11/06/akulturasi-budaya- masa-islam-di-indonesia/. Diakses pada 3 Maret 2013.

http://wisnu.dosen.isi-ska.ac.id/2012/11/06/akulturasi-budaya- masa-islam-di-indonesia/. Diakses pada 3 Maret 2013.

http://wisnu.dosen.isi-ska.ac.id/2012/11/06/akulturasi-budaya- masa-islam-di-indonesia/. Diakses pada 3 Maret 2013.

Mulyadi Kertanegara, Grebang Kearifan: Sebuah Pengantar

Filsafat Islam. Jakarta: Lentera Hati, 2006.

http://wisnu.dosen.isi-ska.ac.id/2012/11/06/akulturasi-budaya-

masa-islam-di-indonesia/. Diakses pada 3 Maret 2013.

Arifin, Hubungan Timbal Balik Pendidikan Agama. Jakarta : Bulan Bintang, 1976.

Ahmad D. Marimba, Pengantar Filsafat Pendidikan. Bandung : Al Maarif, 1989.

Soegarda Poerbakawatja, et. al. Ensiklopedi Pendidikan. Jakarta : Gunung Agung, 1981.

HM. Chabib Thoha, Kapita Selekta Pendidikan Islam. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1996.

Achmadi, Islam Sebagai Paradigma Ilmu Pendidikan. Yogyakarta: Aditya media, 1992.

Hamdani Ihsan dan A. Fuad Ihsan, Filsafat Pendidikan Islam.

Bandung: Pustaka Setia, 2007. Zakiah Darajat, Dasar- dasar Agama Islam. Jakarta : Bulan Bintang, 1984.

Tari zapin merupakan sebagian dari hasil akulturasi budaya lokal dengan budaya Arab, yang didominasi oleh kelihaian gerakan mengangkat kaki.

Kesenian

Tagar:

Kesenian, Riau


Gerakan tari zapin dara didominasi oleh kelihaian penari dalam gerakan mengangkat kaki

Tari zapin dahulu sering dijadikan sebagai media dakwah agama Islam

Tari zapin yang biasa dipentaskan oleh perempuan secara khusus lebih dikenal dengan nama tari zapin dara

Tari ini berkembang di masyarakat Riau, pesisir Sumatera bagian barat, Serawak, hingga Brunei

Tari zapin merupakan sebagian dari hasil akulturasi budaya lokal dengan budaya Arab

Di setiap gerakan yang ditampilkan dalam tari ini, terkandung makna filosofis yang dalam tentang penghormatan dan pendidikan

Tari ini diiringi musik yang bersumber dari perpaduan alat musik tradisional dan beberapa alat musik pukul

Tari zapin merupakan tarian nusantara yang sangat dipengaruhi unsur-unsur budaya Arab

Gerakan tari zapin dara didominasi oleh kelihaian penari dalam gerakan mengangkat kakiTari zapin dahulu sering dijadikan sebagai media dakwah agama IslamTari zapin yang biasa dipentaskan oleh perempuan secara khusus lebih dikenal dengan nama tari zapin daraTari ini berkembang di masyarakat Riau, pesisir Sumatera bagian barat, Serawak, hingga BruneiTari zapin merupakan sebagian dari hasil akulturasi budaya lokal dengan budaya ArabDi setiap gerakan yang ditampilkan dalam tari ini, terkandung makna filosofis yang dalam tentang penghormatan dan pendidikanTari ini diiringi musik yang bersumber dari perpaduan alat musik tradisional dan beberapa alat musik pukulTari zapin merupakan tarian nusantara yang sangat dipengaruhi unsur-unsur budaya Arab

Sejak dahulu, masyarakat nusantara dikenal memiliki kultur yang terbuka terhadap kebudayaan asing tanpa meninggalkan jati diri kebudayaannya sendiri. Sifat keterbukaan tersebut menghasilkan akulturasi budaya yang semakin memperkaya khazanah kebudayaan bangsa. Tari zapin merupakan sebagian dari hasil akulturasi budaya lokal dengan budaya Arab.

Secara etimologi, “zapin” berasal dari bahasa Arab “zafn” yang memiliki arti gerakan kaki yang cepat mengikuti hentakan musik. Tari zapin merupakan tarian nusantara yang sangat dipengaruhi budaya Arab. Tari ini berkembang di masyarakat Riau, pesisir Sumatera bagian barat, Serawak, hingga Brunei. Dahulu, tari ini hanya dipentaskan oleh laki-laki sebagai hiburan dan pendidikan.

Berdasarkan perkembangannya, tari zapin kini tidak hanya dipentaskan oleh kaum adam. Tari zapin pun dibawakan oleh kaum hawa atau percampuran antara keduanya. Tari zapin yang biasa dipentaskan oleh perempuan secara khusus lebih dikenal dengan nama tari zapin dara. Tari zapin dara pada dasarnya memiliki gerakan yang sama dengan tari zapin. Yang membedakan di antara kedua tari itu hanyalah jenis kelamin penari yang membawakannya. Gerakan tari zapin didominasi oleh kelihaian gerakan mengangkat kaki. Kaki yang diangkat tidak terlalu tinggi, untuk menghormati penonton atau para tamu yang hadir.

Tari ini diiringi musik yang bersumber dari perpaduan alat musik tradisional gambus dan beberapa alat musik pukul yang biasa dikenal dengan nama marwas. Di sela-sela musik tersebut, terdapat syair-syair yang disampaikan. Konon, syair-syair tersebut berisi pendidikan moral dalam ajaran agama Islam. Karena itulah, tari zapin dahulu sering dijadikan sebagai media dakwah agama Islam.

Tari zapin merupakan salah satu tarian yang bersumber dari kultur masyarakat nusantara yang terbuka. Di setiap gerakan yang ditampilkan, terkandung makna filosofis yang dalam tentang penghormatan dan pendidikan. Perlu perhatian khusus dari generasi muda untuk tetap mencintai dan melestarikan tarian nusantara yang satu ini, sehingga tetap eksis dan tidak terkubur modernisasi.

10 Apa saja Seni Pertunjukan hasil akulturasi budaya Islam dengan budaya Indonesia?

Seni pertunjukan hasil akulturasi kebudayaan Islam dengan budaya Indonesia adalah wayang, tari Seudati, dan debus.

Apa saja hasil akulturasi budaya di Indonesia?

Berikut Deretan Contoh Akulturasi Budaya yang Ada di Indonesia.
Candi Borobudur..
Masjid Menara Kudus..
Seni Pertunjukan Wayang..
Kaligrafi..
Gambang Kromong..
Musik Keroncong..
Bahasa Sanskerta..
Tari Cokek..

Kesenian apa saja yang kamu ketahui yang merupakan hasil dari akulturasi Islam berikan contohnya?

Wayang menjadi bukti akulturasi antara budaya pra-Islam dengan budaya Islam. Tokoh yang berperan adalah para ulama seperti Wali Songo dan penguasa lokal yang memeluk agama Islam.

Bagaimana akulturasi Islam dan budaya yang ada di Indonesia?

Akulturasi Islam dan budaya di Nusantara terjadi dalam proses cukup panjang dengan mengedepankan kaidah al-„Adah muhakkamah (adat kebiasaan bisa dijadikan sumber hukum) sehingga lahirlah perpaduan antara budaya local dengan nilai-nilai Islam di Nusantara pada aspek politik, social, pendidikan, sastra dan bahasa serta ...