Jadi hari ini kita akan membahas tentang kerangka konseptual Dan kerangka teoritis yang menjadi salah satu bagian penting sekaligus yang mesti ada dalam penelitian kualitatif. Tulisan ini berdasarkan jurnal yang ditulis oleh Dickson Adom dan Emad Kamil Husain serta Joe Adu Agyem: link dokumen disini Kerangka teori dan kerangka konseptual memandu jalannya riset dan sekaligus menawarkan pondasi penting membangun kredibilitas riset tersebut secara kualitatif. Kedua istilah ini sering digunakan secara bergantian tanpa menyebutkan fungsi mendasarnya yang sebenarnya berbeda. Kerangka teoritis dan kerangka konseptual menjelaskan jalurnya riset dan menjadi dasar yang meneguhkan konstruksi teoritis atau bangunan teoritis suatu riset. Tujuan keduanya secara sederhana adalah untuk membuat temuan riset itu lebih bermakna sekaligus menghadirkan bangunan teoritis ruang lingkup yang lebih dapat diterima secara umum dan ilmiah. Keduanya juga berfungsi untuk menguatkan empirisme serta keluasan dan kedalaman riset. Dalam banyak tulisan suatu jurnal dalam suatu desain penelitian riset yang menggabungkan kerangka teoritis dan kerangka konseptual bersamaan dalam suatu bagian tulisan. Akibatnya seorang periset pemula seringkali menyamakan antara kerangka konseptual Dan kerangka teoritis padahal keduanya memiliki fungsi yang berbeda dan tidak sama. Apa yang dimaksud dengan kerangka teoritis. Kerangka teoritis adalah cetak biru dari pedoman riset yg juga merupakan kerangka yang didasarkan pada teori yang sudah ada dalam suatu disiplin ilmu tersendiri dan terkait atau mencerminkan hipotesis dari suatu kajian. Kerangka teoritis bermanfaat untuk menjadi pedoman agar tidak menyimpang jauh dari batasan yang telah ditetapkan Secara teoritis agar kontribusi akhir dari resetnya memiliki nilai akademis. Kerangka teori adalah teori spesifik atau sejumlah teori terkait usaha yang telah dilakukan manusia yang bermanfaat bagi perkembangan suatu ilmu. Cara untuk membangun kerangka teoritis adalah berusaha untuk mengkaitkan seluruh aspek dari riset kerangka teoritis. Selain itu Mahasiswa juga disarankan untuk memilih teori teori yang relevan dengan ruang lingkup penelitian dan ruang lingkup unit analisisnya yang menjadi basis dari pengetahuan atas suatu fenomena yang hendak diinvestigasi. Mahasiswa juga diharapkan untuk membuat melakukan dan menerapkan secara unik teori yang dipilih dapat diterapkan dalam bangunan teoritis dari kajian yang tengah ia lakukan. Kerangka teori jelas tanpa perlu dibantah lagi menawarkan sejumlah keuntungan pada kerangka kerja riset. kerangka teori menyediakan struktur yang menunjukkan bagaimana periset menjelaskan kajiannya secara filosofis, epmistemologis, methoodolgi dan analitis. artinya dalam kerangka teori harus berisi tentang penjelasan bagaimana pengetahuan tersebut diperoleh, bagaimana asal usul pengetahuan tersebut diperoleh, bagaimana caranya, bagaimana metodologinya dan bagaimanan analisis dilakukan (menggunakan alat analisis apa). Kerangka teori juga bermanfaat untuk menghubungkan unit analisis (apa yang akan diteliti) dengan rumusan masalah serta pertanyaan penelitian (Research Question). maka itu, kerangka teori seringkali memandu periset utuk mengenali pilihan dari desain riset yang diinginkan dan perencanaan analisis data yang dapat dilakukan. Jika kerangka teori telah memuat hal-hal wajib di atas, maka dapat disbeutkan bahwa bangunan kerangka teori yang telah disusun cukup kuat, cukup fundamental, dan secara signifikan berarti. jika suatu penelitian masih mengundang pertanyaan terkait kejelasan desain risetnya, metolodoginya dan perangkat analisisnya maka dapat dikatakan kerangka teori yang dibangun dan digunakan masih belum signifikan dan karena itu perlu ditinjau ulang dan dilengkapi. Kerangka teori harus bersuara dalam setiap proses riset yang telah dilakukan baik itu di bagian kajian pustaka, metodologi, presentasi, dan diskusi dari temuan riset sekaligus penarikan kesimpulan. Bagaimana Berteori yang tepat? Tidak ada cara instan untuk dapat berteori dengan tepat sehingga dapat dengan mudah menyusun kerangka teori tanpa melalui pemahaman yang utuh. dengan kata lain, tanpa membaca dengan mendalam, mustahil bisa meneliti kerangka teori kecuali melalui bantuan seseorang dengan tingkat pemahanan terkait dengan amsalah yang diteliti yang cukup luas. Lalu apa yang dapat dilakukan? jawabannya adalah memlihi kerangka teori membutuhkan pemahaman akan masalah yang diteliti, tujuan dari penelitian, singifikasi studi, serta pertanyaan penelitian dari riset itu sendiri. bagaimana dapat melakukannya? dengan melakukan observasi mendalam, dengan melakukan wawancara, dengan membaca literatur yang relevan, dan memperdalam tinjauan kritis yang dapat muncul dalam proses mencari dan mendalami studi yang dilakukan. untuk mengetahui bahwa kalian tengah membangun teori yag kuat maka kalian harus dapat mengevaluasinya dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut:
Simon dan Ghost juga menyarankan beberapa poin yang dapat membantu Menyusun kerangka teori agar reset menjadi lebih berinformasi atau jelas. Salah satu kuncinya adalah dapat menjawab: (1) penting yang dibutuhkan untuk reset, (2) adanya indikator kunci resep yang lebih jelas, (3) membaca dan mengulas terus-menerus literatur terkait terkini dari topik yang digunakan jadi kata kunci pencarian, (4) daftar variabel dan konstruksi yang dapat dan relevan dengan yang akan dilakukan, (5) merevisi terus-menerus dengan menambahkan kata teori sebagai kata kunci untuk menemukan teori teori dan pakar teori dengan apa yang dipikirkan oleh peneliti, (7) mendiskusikan proposisi dari setiap teori dan menyoroti relevansinya dengan penelitian) mempertimbangkan teori alternatif yang dapat nantang perspektif dari peneliti, (9) mempertimbangkan batasan-batasan terkait dengan teori yang dipilih yang mana masalah diinvestigasi untuk dapat membantu mengatasi dan memberikan penjelasan yang logis.Berikutnya akan diulas tentang posisi kerangka teoritis dalam suatu penulisan karya ilmiah seperti tesis dan disertasi serta penelitian. Banyak peneliti maupun mahasiswa bertanya-tanya di mana sih letak teoritis itu sejatinya secara empiris. Perbedaannya tidak ada kesepakatan di antara para peneliti di mana dapat menemukan kerangka teoritis dalam suatu penelitian. Tapi semakin kita terbiasa membaca suatu jurnal ataupun mereview suatu penelitian maka dapat dengan mudah kita menemukan kerangka teori pada salah satu bagian tulisan. Tapi dalam jurnal ini maka dibahas secara spesifik dan diberitahu Di mana kita bisa menemukan kerangka teori dari suatu penelitian. Biasanya dalam suatu penelitian mahasiswa diminta untuk merumuskan kerangka teoritis pertama kali ketika topik dikenalkan atau dikonseptualisasikan. Kerangka konseptual
Kerangka teoritis adalah suatu model yang menerangkan bagaimana hubungan suatu teori dengan faktor‐faktor penting yang telah diketahui dalam suatu masalah tertentu. Arti teori adalah sebuah kumpulan proposisi umum yang saling berkaitan dan digunakan untuk menjelaskan hubungan yang timbul antara beberapa variabel yang diobservasi Penyusunan teori merupakan tujuan utama dari ilmu karena teori merupakan alat untuk menjelaskan dan memprediksi fenomena yang diteliti. Teori selalu berdasarkan fakta, didukung oleh dalil dan proposisi. Secara defenitif, teori harus berlandaskan fakta empiris karena tuijuan utamanya adalah menjelaskan dan memprediksikan kenyataan atau realitas. Suatu penelitian dengan dasar teori yang baik akan membantu mengarahkan si peneliti dalam upaya menjelaskan fenomena yang diteliti. Konsep adalah sejumlah pengertian atau karakteristik yang dikaitkan dengan peristiwa, objek, kondisi, situasi, dan perilaku tertentu. Secara sederhana konsep adalah pendapat abstrak yang digeneralisasi dari fakta tertentu. Konsep sangat menentukan sukses atau tidaknya suatu riset yang tergantung dari: �� Seberapa jelas kita mengkonseptualisasikan sesuatu �� Seberapa jauh orang lain dapat memamahami konsep yang kita pergunakan. Konstruk adalah jenis konsep tertentu yang berada dalam tingkatan abstraksi yang lebih tinggi dari pada konsep dan diciptakan untuk tujuan teoritis tertentu, yang dapat berupa sebuah pandangan atau pendapat yang biasanya ditemukan untuk sebuah penelitian atau pembentukan teori. Proposisi adalah pernyataan yang berkaitan dengan hubungan antara konsep‐konsep yang ada dan pernyataan dari hubungan universal antara kejadian‐kejadian yang memiliki karakteristik tertentu. Pembentukan teori adalah sebuah peningkatan abstraksi. Variabel adalah sesuatu yang dapat membedakan atau mengubah nilai. Nilai dapat berbeda pada waktu berbeda untuk objek atau orang yang sama, atau nilai lain dapat berbeda dalam waktu yang sama untuk objek atau orang yang berbeda. Secara konseptual, variabel dapat dibagi menjadi empat bagian utama yaitu: 1. Variabel dependen adalah variabel yang dapat menjadi perhatian utama dalam sebuiah pengamatan. Pengamat akan dapat memprediksikan ataupun menerangkan variabel dalam variabel dependen beserta perubahannya yang terjadi kemudian. 2. Variabel independent adalah variabel yang dapat mempengaruhi perubahan dalam variabel dependen dan mempunyai hbungan yang positif ataupun yang negative bagi variabel dependen nantinya. Variabel dalam variabel dependen merupakan hasil dari variabel independen. 3. Moderating variabel adalah variabel yang mempunyai dampak kontijensi yang kuat pada hubungan variabel independent dan variabel dependen. 4. Intervening variabel adalah factor yang secara teori berpengaruh pada fenomena yang diamati tetapi tidak dapat dilihat, diukur atau dimanipulasi, namun dampaknya dapat disimpulkan berdasarkan dampak variabel independent atau moderating terhadap fenomena yang diamati. Internening variabel ini dapat membantu dalam menjelaskan bagaimana megkonsepsi hubungan antara variabel independent dan variabel dependen. Kerangka teoritis adalah pondasi utama dimana sepenuhnya proyek penelitian itu ditujukan. Hal ini merupakan jaringan hubungan antar variabel yang secara logis diterangkan, dikembangkan dan dielaborasi dari perumusan masalah yang telah diidentifikasi melalui wawancara, observasi, dan survei literature. Hubungan antar survei literature dan kerangka teoritis adalah survei literature meletakkan pondasi yang kuat untuk membangun kerangka teoritis. Ada lima hal yang harus dipenuhi dalam membangun kerangka teoritis: 1. Variabel yang relevan harus dapat dijelaskan dan disebutkan dalam diskusi. 2. Diskusi haruslah dapat mewujudkan bagaimana dua atau lebih variabel itu berhubungan satu sama lain. 3. Jika jenis dan arah hubungan tadi dapat diterima secara teori berdasarkan atas penelitian sbelumnya, maka harus ada indikasi pada diskusi apakah hubungan tadi bersifat positip atau negative. 4. Harus ada penjelasan secara jelas kenapa kita akan mengharapkan hubungan tersebut terus bertahan. 5. Skema diagram yang menjelaskan kerangka teoritis harus dapat diperlihatkan sehingga pembaca dapat melihat dengan mudah dan memahami bagaimana hubungan antar variabel secara teoritis. |